Sebut nama nya Dola ! Seorang Wanita yang hidup sebatang kara di dalam gua yang gelap & kumuh , tetapi sungguh luar biasa , dia bisa hidup Berpuluh-puluh tahun di dalam gua tersebut. Dan aneh nya lagi , dia tidak mengalami Kematian ! Seorang perempuan di Pinrang,
Sulawesi Selatan, Pakaiannya dari
pemberian warga yang kini sudah compang-camping.
Untuk
bisa bertahan hidup, setiap hari perempuan bernama Dola itu hanya
tumbuhan liar di hutan, seperti dedaunan, pisang, sikapa, atau beberapa
tanaman umbi-umbian. Untuk minum, dia mengambil air yang muncul di
sela-sela batu tidak jauh dari gua itu.
Gua batu tempat Dola
tinggal terletak di tengah hutan persis di Desa Kariango, Kecamatan
Lembang, Pinrang. Bila hujan turun, Dola kerap basah kuyup karena gua
itu kemasukan air. Dola kerap menepi lebih dalam di bawah batu sambil
duduk agar tak kehujanan. Di malam hari, di hanya membalut tubuhnya
dengan karung plastik.
Puluhan tahun lalu, Dola memang pernah
merasakan kehangatan hidup di tengah keluarga bersama ayah dan ibu,
termasuk dua saudaranya. Namun sejak kedua orangtuanya meninggal dunia
dan sudaranya menikah, tinggallah Dola seorang diri.
Dola sempat
tinggal bersama sudarana beberapa tahun sebelum memilih hidup di sela
batu seorang diri. Dola mengaku mengasingkan diri di tengah hutan karena
tak ingin menjadi bebani hidup kelurga sudaranya.
Meski tinggal
di tengah hutan dola tak pernah berharap belas kasih dari sanak keluarga
atau tetangga. Dola tak pernah tahu ketika warga miskin lainnya tengah
berebut bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) atau beras raskin
yang menjadi haknya.
Tak mudah bertemu dengan Dola di gua batu
miliknya, kecuali saat menjelang malam hari. Saat Subuh hari Dola sudah
meninggalkan gua itu untuk merambah hutan di sekitarnya demi mencari
buah-buahan atau dedaunan yang bisa dimakan.
“Saya makan
dedaunan, pisang dan sikaporo atau umbi-umbian yang tumbuh liar di
tengah hutan,” ujar Dola dalam bahasa daerah. Dola cukup terampil dalam
mengolah umbi yang didapatnya karena ada juga umbi yang beracun.
Sejumlah
warga termasuk sudaranya pernah menawarinya meninggalkan gua batu itu
dan tinggal di desa bersama mereka. Namun Dola menolak karena tidak mau
menjadi beban bagi siapapun.
Perempuan tak bisa berbahasa
Indonesia ini hanya mengerti bahasa daerah Pattinjo.Meski hidup dan
makan tak menentu, Dola tak pernah berkeluh kesah kepada siapa pun. Dola
hanya menjawab pertanyaan warga seperlunya saja, ketika ditanya warga.
Senin, 03 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comment:
Posting Komentar