Angka-angka pada Jam Gadang memiliki keunikan, bila dilihat angka empat
pada angka Romawi biasanya tertulis IV, namun di Jam Gadang tertera
dengan IIII.
Sepintas mungkin tidakn ada keanehan pada bangunan jam setinggi 26 meter
tersebut, Apabila jika diperhatikan bentuknya, karena Jam Gadang hanya
berwujud bulat dengan diameter 80 sentimeter, di topang basement dasar
seukuran 13 x 4 meter, ibarat sebuah tugu atau monumen. Oleh karena
ukuran jam yang lain dari kebiasaan ini, maka sangat cocok dengan
sebutan Jam Gadang yang berarti jam besar.
Bahkan tidak ada hal yang aneh ketika melihat angka Romawi di Jam
Gadang. Tapi coba kita lihat lebih teliti lagi pada angka Romawi
keempat. Terlihat ada sesuatu yang tampaknya menyimpang dari pakemnya.
Mestinya menulis angka Romawi empat dengan simbol IV. Tapi di Jam Gadang
malah dibuat menjadi satu yang berjajar empat buah yaitu IIII.
Penulisan yang diluar patron angka Romawi ini hinggan saat ini masih diliputi MISTERI.
Tapi uniknya, keganjilan pada penulisan angka tersebut malah membuat Jam
Gadang menjadi lebih MENANTANG dan menggugah tanda tanya setiap orang
yang kebetulan mengetahauinya dan memperhatikannya. Bahkan uniknya lagi,
kadang muncul pertanyaan apakah ini sebuah patron lama dan kuno atau
kesalahan serta atau yang lainnya.
Dari beragam informasi ditengah masyarakat, angka empat aneh tersebut
ada yang mengartikan sebagai petunjuk jumlah korban yang menjadi tumbal
ketika pembangunan. Atau ada pula yang mengartikan, empat orang tukang
pekerja bangunan pembuatan Jam Gadang meninggal setelah jam tersebut
selesai.
Jika dikaji apabila terdapat kesalahan membuat angka IV, tentunya masih
ada kemungkinan dari deratan daftar misteri. Tapi setidaknya hal ini
tampaknya perlu dikesampingkan.
Namun yang patut diketahui lagi, mesin Jam Gadang diyakini juga hanya
ada dua di dunia. Kembarannya tentu saja yang saat ini terpasang di Big
Ben, Inggris. Mesin yang bekerja secara manual tersebut oleh pembuatnya,
Forman seorang bangsawan terkenal diberi nama Brixlion. Jam Gadang ini
peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berusia enam
tahun, putra pertama Rook Maker yang menjabat Controleur Belanda di
Bukittinggi
0 Comment:
Posting Komentar